(Dr. Sujarwo, SP.,MP – Dosen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya)
Dalam historisnya, sektor pertanian berulang kali menjadi penyelamat saat ada eksternal shock yang kuat melanda bangsa Indonesia. Awal pembangunan di era orde baru nyata-nyata bertumpu pada sektor pertanian dengan implementasi teknologi baru, yaitu pengolahan tanah yang baik, penggunaan benih unggul, pemupukan yang tepat, penggunaan pestisida, dan pengairan cukup yang kemudian dikenal dengan panca usaha tani. Selanjutnya, tumbuhlah perekonomian dengan bertumpu pada sektor pertanian bahkan tercatat pada tahun 1984 mendapat penghargaan FAO dalam keberhasilan Indonesia mencapai swasembada pangan. Namun, pergeseran orientasi pembangunan yang lebih bertumpu pada industri dan mensubordinansikan sektor pertanian ternyata menimbulkan kerentanan ekonomi dan puncaknya pada krisis terjadi di tahun 1997/1998. Shock moneter merontokkan bangunan industri yang berkonten impor dan pada akhirnya sektor pertanian menuntun kembali bergeraknya roda perekonomian nasional.
Pada era sekarang, tepat 25 tahun setelah krisis ekonomi di tahun 1997, muncul krisis ekonomi baru karena pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 menyebabkan kontraksi ekonomi dunia akibat pembatasan mobilitas dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19. Di era pandemi Covid-19 ini, menghentikan pertumbuhan sektor-sektor yang tumbuh pesat sebelumnya, seperti transportasi, pariwisata, termasuk juga industri. Sektor konsumsi dan investasi juga terpukul dengan adanya pandemi. Agregat demand mengalami kontraksi sampai minus 2.19 persen secara year on year (yoy).
Di sisi lain, sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDB pertanian pada kuartal IV-2020 tumbuh sebesar 2,59 persen. Pertumbuhan ekspor komoditas pertanian juga dicatatkan positif bahkan BPS mencatat ada pertumbuhan sekitar 23 persen (yoy).
Beberapa hal dapat diambil pelajaran bagaimana peran sektor pertanian menjadi begitu sentral menjadi tumpuan pembangunan nasional. Pertama, disadari atau tidak sektor pertanian adalah “amanah Tuhan” kepada bangsa Indonesia untuk dikembangkan dengan optimal sehingga menjadi manfaat bagi seluruh bangsa Indonesia bahkan dapat berkontribusi pada kemanfaatan internasional (ekspor) ke negara-negara yang membutuhkan produk pertanian kita. Keunggulan komparatif pertanian Indonesia sudah jelas di depan mata kita, sayangnya ini adalah hal yang rendah kita syukuri sebagai anugrah dan sedikit sekali kita mengembangkan potensi ini menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan dan berdampak pada kesejahteraan petani. Perguruan tinggi, kebijakan nasional dalam hal ini kementerian pertanian, kementerian perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian perdesaan dan daerah tertinggal sangat penting melakukan silaturahmi program sehingga terjadi konvergensi program pembangunan pertanian dan perdesaan yang akan berdampak pada spectrum luas pembangunan. Tumbuhnya sektor pertanian disertai kesejahteraan masyarakat pertanian akan melahirkan tarikan demand yang besar bagi perekonomian nasional yang akan menstimulasi tumbuhnya investasi di perekonomian. Tumbuhnya investasi dan konsumsi selanjutnya akan mendorong penerimaan pemerintah dan upaya-upaya pembangunan selanjutnya.
Kedua, SDM bangsa Indonesia sangat familiar dengan pertanian dan derivasi kegiatannya. SDM menjadi kunci tumbuh berkembangnya perekonomian. Strategy great jump forward pada masa lalu memberi pelajaran bahwa perubahan mindset ke kemajuan tidak akan berhasil tanpa internalisasi semangat berubah SDM secara keseluruhan. Dorongan berubah pada sebagian kecil SDM kita tidak cukup kuat menggeser equilibrium pemikiran pada steady state yang baru. Pada akhirnya akan kembali pada steady state yang lama. Pergeseran pemikiran ke arah kemajuan relatif lebih mudah melalui sektor pertanian daripada sektor lainnya. Program-program pembangunan pertanian harus bersifat mengajak dan memberi contoh sehingga masyarakat tergerak secara individu menginternalisasi perubahan ke arah yang lebih baik atas kesadaran dirinya disertai contoh-contoh yang dapat dilihatnya. Program kementerian tentang korporasi petani, BUMDes dari kementerian pedesaan, pengembangan koperasi, dan program pembangunan lainnya sangat sulit sustainable jika tidak didukung oleh kesadaran dan partisipasi aktif pelaksana kegiatan tersebut. Dan itu hanya jika pelaku atau pelaksana kegiatan pembangunan menyadari benefit dari menjalankan hal tersebut.
Ketiga, sektor pertanian di Indonesia adalah sektor yang unik, Indonesia sebagai produsen (supply) produk pertanian sekaligus juga adalah konsumennya (demand). Sekitar 30 persen penduduk Indonesia ada di sektor pertanian dan jumlah penduduknya lebih dari sekitar 270 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang positif sekitar 0.7 persen, memberi signal akan semakin meningkatnya kebutuhan dasar penduduk Indonesia, khususnya pangan. Sehingga Indonesia sebagai produsen pangan yang besar juga merupakan konsumen pangan yang sangat besar. Maka sangat penting negara menjaga sustainabilitas sumberdaya pertanian dan juga terus berupaya meningkatkan produktivitasnya dengan inovasi teknologi sehingga setiap unit sumberdaya dipakai akan menghasilkan transformasi input ke output yang lebih besar dan dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Akhirnya, bagaimana prospek pertanian pertanian di tahun 2021 sangat tegantung pada faktor bagaimana sumberdaya dapat digunakan dengan penguatan teknologi dan SDM yang mampu meningkatkan optimalisasi sistem produksi sehingga dapat menghasilkan komoditas dan produk pertanian yang terbaik (quantity and quality) secara berkelanjutan, per teori skala ekonomi sangat menentukan dalam hal ini. Selanjutnya, faktor penting lainnya adalah sinergi kebijakan pembangunan dalam perspektif penta helix collaboration menjadi necessary condition untuk menghasilkan akselerasi pembangunan pertanian. Ketiga, inovasi teknologi sebagai katalis pembangunan harus dikuatkan melalui peran serta pendidikan tinggi dalam menderivasi potensi ekonomi sektor pertanian melalui added-value creation produk-produk pertanian. Keempat, keseluruhan upaya pembangunan yang mendukung prospek pertanian di tahun 2021 sangat dipengaruhi oleh efisiensi pasar produk pertanian. Pasar produk pertanian harus bersih dari kekuatan pasar pihak tertentu. Pemerintah harus menumbuhkan competitive market yang mendorong efisiensi di sisi supply dan mendorong preferensi dan kebanggaan mengkonsumsi produk pertanian domestik.
Semoga semua pihak memiliki kesadaran yang sama untuk menumbuhkan dan mengembangkan sektor pertanian menjadi sektor yang maju, menjadi tumpuan ekonomi nasional untuk tumbuh dan berkembang. Semoga semua pihak terkait, baik pemerintah, perguruan tinggi, swasta, masyarakat, media massa dengan sepenuh hati berpartisipasi sebagaimana moto SDGs, no one left behind, dalam membangun pertanian mandiri, maju, dan membawa keberkahan untuk semua.