KANAL24, Malang – Kelangkaan kontainer dijawab oleh BUMN PT. INKA dengan mengembangkan reefer container dalam negeri untuk mendukung ketersediaan kontainer yang tepat guna dan murah sesuai kebutuhan eksportir.
Hal tersebut dijelaskan oleh Direktur Utama INKA Ir. Budi Noviantoro dalam FGD Pengembangan Reefer Container sebagai Dukungan Penguatan Hilirisasi Industri Kelautan dan Perikanan bersama UB dan Kemenko Marinves Rabu (30/6/2021).
“INKA sebagai BUMN yang sudah memiliki pengalaman mencoba merilis prototype reefer container ini tentunya dengan masukan dari semua pihak seperti UB, asosiasi AP5I, Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia dan lainnya,” kata Budi.
Masukan ini penting agar kontainer berpendingin yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam menjalankan bisnisnya.
“Mulai dari model, ukuran, fungsi tentu kami membutuhkan masukan agar produk ini cepat, tepat guna dan murah. Tiga hal itu kunci dalam produk industry,” lanjutnya.
Saat ini INKA sudah memiliki MoU dengan UB, AP51 dan ARPI untuk melakukan penelitian pengembangan rantai dingin perikanan Indonesia. Pihaknya mentargetkan dalam tiga bulan kedepan sudah bisa dilihat hasil dari prototype ini untuk mendapat review dari semua pihak. Rencananya produk container ini akan diujicoba pemanfaatan di beberapa daerah di Jatim dan Indonesia Timur.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB Prof. Maftuch menyambut baik kerjasama ini sebagai bentuk mencari solusi bersama untuk membangun kemandirian industri perikanan.
“Tentu FPIK dan UB akan terus mendukung sesuai dengan garapan Pak Rektor agar disiplin ilmu yang aa di UB mampu bersinergi dengan dunia industry dalam mencari solusi berbagai persoalan,” katanya.
Spesifikasi dari reefer container itu sendiri memiliki variasi kapasitas dari 1,2 hingga 5 ton dengan range temperature -25, -10 C dan ambient temperatur 40 C dengan sumber listrik portable. Reefer Container ini rencananya memiliki fitur pembacaan temperatur, curtain menggunakan pvc, lantai alumunium dan lampu eksternal. (sdk)