Kanal24, Malang – Bulan Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan dan ampunan, di mana umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa. Namun, ada saatnya seseorang berhalangan untuk menjalankan ibadah puasa, baik karena sakit, bepergian (musafir), haid, nifas, atau kondisi tertentu lainnya yang sesuai dengan syariat Islam. Bagi yang memiliki hutang puasa Ramadhan, wajib hukumnya untuk mengganti di luar bulan Ramadhan. Proses mengganti puasa ini disebut dengan qadha puasa.
Baca juga:
Mahasiswa Asing Berbagai Kampus I’tikaf Ramadhan di MRP UB
Grand Mercure Undi Hadiah Ramadhan Wonderful 2024
Berikut adalah contoh niat puasa qadha Ramadhan dalam bahasa Arab beserta artinya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadaa’i fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk mengganti puasa wajib Ramadhan karena Allah Ta’ala.”
Niat qadha puasa Ramadhan ini dapat dilakukan pada malam hari hingga maksimal sebelum fajar.

Bagi yang masih punya hutang puasa Ramadhan, diperbolehkan berpuasa di hari yang disunnahkan, seperti puasa hari Senin – Kamis, hari Asyura, atau puasa sunnah lainnya, tetapi diniatkan untuk mengqadha hutang puasa Ramadhan, bukan diniatkan untuk puasa sunnah di hari tersebut. Insya Allah pahala puasa sunnah tersebut akan tetap didapatkan.
Jika seseorang terlambat mengqadha puasa Ramadhan hingga bertemu dengan Ramadhan berikutnya, maka ia tetap wajib mengqadha puasanya dan ditambah dengan membayar fidyah. Untuk ukuran fidyah tersebut adalah satu mud (makanan pokok) untuk satu hari.
Jika seseorang tidak berpuasa selama 10 hari maka ia harus membayar dengan 10 mud.
Baca juga:
Mahasiswa Asing Berbagai Kampus I’tikaf Ramadhan di MRP UB
Grand Mercure Undi Hadiah Ramadhan Wonderful 2024
1 mud = 675 gram / mencukupi untuk makan sehari.
Mengganti / qadha puasa Ramadhan adalah bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan upaya untuk menyempurnakan ibadah puasa yang telah ditinggalkan. Dengan mengqadha puasa, seorang Muslim telah menunaikan kewajibannya dan dapat merefleksikan kembali makna ibadah puasa sebagai bentuk pengendalian diri, kedekatan kepada Allah SWT, dan berharap mendapatkan ampunan dari Allah SWT. (abe)