KANAL24, Surabaya – Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menegaskan ditengah badai Pandemi Covid-19 kinerja industri makanan dan minuman (mamin) tetap tumbuh positif. Sepanjang tahun 2020 lalu pertumbuhan industri mamin tetap di zona positif yaitu tumbuh 1,58 persen. Sementara di kuartal I 2021 meningkat menjadi 2,45 persen.
Ketua Umum GAPMMI, Adhi S Lukman mengatakan, kontribusi sektor ini terhadap PDB nasional trennya juga terus meningkat. Tahun 2018 kontribusi industri mamin terhadap GDP industri pengolahan non migas sebesar 35,5 persen. Kemudian di tahun 2019 menjadi 36,40 persen dan di tahun 2020 justru naik menjadi 38,29 persen meski pandemi semakin meluas di Indonesia.
“Industri makanan dan minuman meski ada pandemi kita bisa tepat tumbuh positif. Jadi peranan industri ini selalu meningkat dari tahun ke tahun khususnya kontribusinya kepada PDB,” ujar Adhi S Lukman dalam FGD membaca peluang pasar Industri Kecil Menengah (IKM) sektor pangan di Jawa Timur secara virtual, Selasa (13/7/2021).
Dari sisi realisasi investasi, lanjut Adhi, juga terjadi tren kenaikan. Tercatat realisasi investasi sektor mamin untuk dalam negeri naik 4 persen dari Rp7,4 triliun menjadi Rp7,6 triliun. Sedangkan investasi dari asing justru naik signifikan sebesar 224 persen dari USD0,30 miliar menjadi USD0,97 miliar.
“Meski pandemi investasi sektor industri makanan dan minuman ini tumbuh tinggi sekali. Apa yang membuat ini terutama produk – produk yang dibutuhkan selama pandemi yang bergizi seperti produk turunan susu kemudian bumbu, produk yang dibutuhkan masak atau makan di rumah dan frozen food,” sambung Adhi.
Kinerja ekspor produk mamin juga terlihat naik 13,8 persen menjadi USD1,31 miliar. Jumlah ini setara dengan 23,71 persen dari total ekspor produk non migas di tahun 2020.
Dijelaskan Adhi bahwa salah satu pendorong utama permintaan produk mamin selama pandemi khususnya di dalam negeri adalah karena struktur penduduk Indonesia yang lebih didominasi oleh kelompok generasi Z dan generasi milenial. Tercatat jumlah penduduk generasi Z mencapai 27,94 persen dari total penduduk. Sementara jumlah penduduk generasi milenial sebesar 25,87 persen.
“Kelompok generasi ini memiliki ciri sangat ingin coba produk baru, sehingga banyak IKM kita yang kreatif yang bisa memenuhi permintaan itu, jadi kita jangan khawatir kalah dengan produk pangan industri besar. Karena genarasi milenial selalu ingin mencoba untuk mendapat pengalaman baru,” pungkas dia.(sdk)