KANAL24, Jakarta – Realisasi penyerapan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) hingga 17 Desember 2021 baru mencapai 71,6%. Itu berarti dari total pagu anggaran sebesar Rp744,77 triliun, dana PEN yang terpakai baru Rp533,6 triliun.
“Kita lihat kita tinggal dua minggu lagi (tutup buku), dana PEN masih ada Rp 200 triliun lebih yang belum terbelanjakan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual, Selasa (21/12/2021).
Dengan demikian, sisa dana PEN yang belum terpakai dari pagu secara rinci menembus Rp211,17 triliun. Oleh sebab itulah Sri Mulyani meminta kementerian dan lembaga untuk berkoordinasi dan segera menyerap dana PEN sebelum akhir tahun ini.
Meski demikian, kementerian dan lembaga yang tak berhasil melakukan penyerapan secara maksimal akan mengembalikan sisa dana PEN kepada APBN . “Yang tidak mampu akan dikembalikan,” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan realisasi dana PEN pada kuartal Q4 2021 meningkat dibandingkan kuartat sebelumnya. Pada Q3 2021, penyerapan dana PEN tercatat sebesar Rp409,98 triliun. Artinya terjadi kenaikan penyerapan sebesar Rp 123,62 triliun.
Dana PEN dialokasikan untuk pelbagai kebutuhan, seperti bantuan kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, insentif usaha, hingga dukungan UMKM dan korporasi.
Realisasi penyerapan terbesar tercatat untuk insentif usaha yang mencapai 100,5%. Insentif usaha hingga 17 Desember telah terealisasi Rp63,16 triliun dari total pagu Rp62,83 triliun. Sedangkan berikutnya, dana untuk perlindungan sosial tercatat paling banyak terserap.
Dari total pagu Rp186,64 triliun, dana perlindungan sosial telah terealisasi sebesar Rp161,17 triliun. Angka itu setara dengan 86,4%. Sementara itu, anggaran kesehatan terserap 68,6% atau Rp147,44 triliun dari total Rp214,96 triliun.
Sedangkan pagu dukungan UMKM dan korporasi tercatat baru terserap 45,8% atau Rp74,36 triliun dari Rp162,4 triliun. Adapun dana untuk program prioritas telah terserap 74,2% atau Rp 87,47% dari total Rp117,94 triliun.(sdk)