KANAL24, Blitar – Menyambut Hari Jadi Kabupaten Blitar yang ke 695, hari ini 5/8/2019. Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blitar bekerja sama dengan Pemkab dan Dinas terkait menyelenggarakan “Trotoar Blitar Festival” pada sabtu (3/8/2019) kemarin malam, yang bertempat di Pendopo Sasana Adi Praja, Kabupaten Blitar.
Di festival ini, disajikan beberapa tampilan-tampilan yang belum pernah dihadirkan sebelumnya. Seperti, kirab Hurub Hambangun Praja dengan tema “Kiblat Papat Limo Pancer” dari kantor DPRD Kabupaten Blitar menuju panggung utama di Pendopo Sasana Adi Praja, kemudian ada pagelaran karya batik khas Blitar yang dibawakan oleh camat, kadin, dan kabag di lingkup pemerintahan. Selanjutnya, juga ada fashion show batik khas Blitar, yang mana baik di pagelaran maupun fashion show, perancang atau desainer batik merupakan difabel dan desainer lokal yang ada di Kabupaten Blitar. Lalu, ada parade mobil hias oleh dinas-dinas dan instansi terkait, tarian mubeng blitar, serta perform artis nasional dan lokal.
Dinamakan Trotoar Blitar Festival, karena fashion show, tari-tarian, pagelaran musik dan pagelaran batik menggunakan trotoar yang terletak di depan pendopo Sasana Adi Praja Kabupaten Blitar.
Dalam sambutannya, Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, M.M., menjelaskan arti tema kirab Hurub Hambangun Praja.
“Kirab hurub hambangun praja ini merupakan simbol menggelorakan kembali semangat masyarakat Kabupaten Blitar dalam membangun wilayah Blitar secara keseluruhan. Kirab ini dilaksanakan di 22 kecamatan dengan titik utama, yang pertama prasasti balitar 1 di Pendopo Ronggo Hadi Negoro sebagai pancer, dalam prasasti ini memuat saat berdirinya Blitar sebagai daerah swatantra. Kedua, Candi Penataran di kecamatan Nglegok yang kita maknai sebagai kiblat lor, candi ini merupakan bukti kebesaran nusantara di masa lalu. Ketiga, situs pandelegan di kecamatan Wonodadi sebagai kiblat kulon, dalam prasasti tersebut tertulis nama Blitar yang masuk dalam kerajaan Panjalu/Dhoho. Keempat, Candi Simping di kecamatan Kademangan yang kita maknai sebagai kiblat kidul, candi ini merupakan tempat pendarmaan abu Raden Wijaya, seorang tokoh besar yang telah berhasil memproklamasikan berdirinya kerajaan Majapahit. Kelima, prasasti mugut di kecamatan Wlingi, dalam prasasti tersebut, wilayah Blitar telah memperoleh perhatian besar dari pembesar di tanah jawa seperti Raja Airlangga dan Jayabaya,” jelasnya.
Kirab Hurub Hambangun Praja ini membawa panji-panji Kabupaten Blitar, kitab sejarah, dan damar Hurub Hambangun Praja. Kemudian, Bupati Blitar melakukan penyalaan obor Hurub Hambangun Praja di depan Pendopo.
Pada event ini, orang nomor satu di Kabupaten Blitar tersebut juga meresmikan nama kegiatan yang awalnya bernama “Trotoar Blitar Festival” menjadi “Blitar Palah Festival. Rencananya, Blitar Palah Festival akan menjadi event tahunan setiap tanggal 3 agustus sebagai rangkaian kegiatan menyambut HUT Kabupaten Blitar.
“Malam hari ini “Trotoar Blitar Festival” saya rubah menjadi “Blitar Palah Festival”, palah adalah nama asli Candi Penataran, yang masyarakat secara umum banyak yang belum mengenal. Harapan saya dengan adanya event ini yang akan diselenggarakan tiap tahun, pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin baik dan menggeliat, apalagi event ini dirangkai dengan pameran produk UMKM dan festival kopi, yang juga dapat menambah semarak. Terkait dengan pagelaran batik khas Blitar, di event ini sebagai bentuk pengenalan kepada masyarakat, karena masih belum populer. Pemkab bersama Dinas Pariwisata, Dinas Perindag, dan Dekranasda mengadakan lomba desain batik khas blitar. Kemudian, muncul 49 nominator yang tadi sudah diperagakan. Jadi, desainer-desainer tersebut kita dampingi dan kita harapkan mereka bisa terus berkarya, supaya pada event tahun depan, harapan kita batik khas Blitar bisa semakin dikenal dan diminati masyarakat,” pungkas Rijanto. (meg)