KANAL24, Food Waste merupakan salah satu potensi biomassa yang memiliki peluang terbesar dalam kategori Municipal Solid Waste (MSW) atau sampah perkotaan. Hal ini dikarenakan limbah makanan akan selalu ada di setiap daerah berkependudukan di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan peneliti Biomassa UB Sri Suhartini, STP. M.Env. Mgt.Ph.D berdasarkan hasil riset terbarunya. Potensi limbah makanan tertinggi yang terdapat di Indonesia berada di pulau Jawa dan Bali. Kedua pulau tersebut menjadi penyumbang terbesar limbah makanan karena jumlah penduduknya yang relative lebih banyak dibandingkan daerah lainnya
“Makanan sisa yang erring kita jumpai dan dibuang oleh masyarakat merupakan sumber energy biomassa terbesar. Terutama di Jawa dan Bali,” kata Sri Suhartini, Rabu (9/3/2022).
Selain itu, pola habbit atau kebiasaan yang dimiliki setiap orang juga mempengaruhi tingginya produksi limbah makanan. Seperti misalnya masyarakat Indonesia yang gemar mencicipi beraneka ragam makanan.
Terlebih lagi dengan peningkatan teknologi pada masa kini yang membuat setiap orang dapat dengan mudah untuk memesan makanan secara online melalui beberapa aplikasi di smartphone seperti grab food, go food, maupun shopee food.
Sayangnya, peningkatan pola konsumsi masyarakat Indonesia ini tidak dibarengi dengan pengelolaan limbah yang baik. Sistem manajemen limbah Municipal Solid Waste masih dikategorikan belum terlalu baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari belum adanya pemisah antara limbah organik dan non organik. Meskipun masyarakat telah berupaya memisahkan limbah mereka secara mandiri menjadi beberapa kategori, namun pada akhirnya limbah tersebut akan tetap berkumpul menjadi satu dalam landfill atau biasa disebut Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
“Landfill yang kebanyakan ada bentuknya open dump system,” ujar Sri. Lebih lanjut Sri menjelaskan bahwa landfill yang terbuka ini mengundang banyaknya pemulung yang berdatangan.
Pada akhirnya, kondisi limbah akan menumpuk. Menumpuknya limbah ini akan menyebabkan terjadinya fermentasi secara alami dan kemudian menimbulkan bau yang menyengat.
“Akhirnya terjadi aerobik injection, potensi terbentuknya emisi dan lain sebagainya emisi karbon,” pungkas Sri. (wen)