KANAL24, Malang – Kondisi pariwisata dan ekonomi kreatif akibat pandemi Covid-19 di tahun 2020 menunjukkan wisatawan mancanegara terjun bebas. Sejak bulan Januari, kunjungan wisman ke Indonesia turun 7.62 persen, yaitu hanya 1.27 juta. Hingga bulan Desember, total terdapat 4.02 juta wisman yang berkunjung, berkurang 74.84 persen. Data ini disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pada Webinar Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke 12 Vokasi Universitas Brawijaya, Rabu (30/6/2021).
Menparekraf mengatakan berdasarkan informasi dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, jumlah wisatawan nusantara mengalami penurunan sebesar minus 40 persen pada triwulan kedua, minus 30 persen pada triwulan ketiga, dan minus 20 persen pada triwulan keempat. Sehingga estimasi jumlah wisnus di Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 198 perjalanan minus 29.7 persen yang mana jika dibandingkan dengan data dari BPS 2019, yaitu 282.925.854 perjalanan.
Tenaga kerja pariwisata juga mengalani penurunan jumlah selama tahun 2020, yang turun sebesar 6.67 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019 yautu sebesar 14.96 juta jiwa. Untuk proyeksi devisa pariwisata yang dihasilkan di tahun 2020 yaitu 3.54 M US$. Jumlah tersebut menurun sebesar 79.1 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 16.9 M US$.
“Kunjungan wisman pada Aril 2021 masih sangat rendah, dari bulan Januari hingga April belum menunjukkan perbaikan. Kunjungan didominasi pelintas batas dengan pengeluaran kecil sehingga devisa masih rendah. Sementara untuk aktivitas wisnus tertahan oleh kebijakan larangan mudik dan pembatasan mobilitas akibat melonjaknya kasus Covid-19,”
Sandi mengungkapkan ada beberapa langkah-langkah pemulihan pariwisata yang sedang dilakukan, ada 3 kunci keberhasilannya, yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan fokus ada kebijakan yang tepat sasaran tepat manfaat, dan tepat waktu melalui rasa aman dan nyaman berwisata. Berwisata dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin, vaksinasi yang diperluas dan ditingkatkan, sertifikasi Clean, Health, Safety & Environment (CHSE), dan satu program unggulan yaitu desa wisata.
“Di Indonesia ada sekitar 1200 desa wisata dan yang sudah berkelas dunia adan sekitar 50 dan sekarang menjadi daya tarik utama,” imbuhnya.
Pemulihan permintaan domestik ini juga di dorong dengan kegiatan Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE), bangga berwisata #diIndonesiaAja dan work from Bali. Sedangkan untuk pemulihan permintaan internasional akan disiapkan di kuartal ketiga, dengan koridor point to point berkaitan dengan negara yang sudah diyakini sebagai aman kondisi covidnya dan dengan prasyarat vaksinasi yang ketat dan testing yang diperkuat.
Sementara untuk langkah-langkah di pemulihan ekonomi kreatif, langkah-langkahnya adalah peningkatan kapasitas SDM ekonomi kreatif.
“Kenapa kita gencar sekali menjangkau universitas karena universitas seperti Brawijaya adalah mitar kita untuk membnagkitkan kapasitas dari SDM ekonomi kreatif kita. Ini harus kita dorong dan akselerasi serta digitalisasi ini. Covid-19 memaksa kita untuk lebih cepat bergerak,” jelasnya.
Selain itu ada peningkatan usaha insentif, akses permodalan, dan infrastruktur melalui pemberian insentif dan akses permodalan, matchmaking dan temu bisnis, serta pengembangan atau revitalisasi ruang kreatif dan pengembangan daerah kreatif.
Lanjut, ada perluasan pasar produk dan jasa ekonomi kreatif dengan gerakan nasional bangga buatan Indonesia serta kampanye #BeliKreatifLokal, pemasaran produk ekonomi kreatif di dalam dan luar negeri, serta perlindungan dan komersialisasi kekayaan intelektual.
Terakhir, ada inovasi produk dan jasa kreatif melalui fasilitasi hibah desain, hibah gerai, pengembangan sistem manajemen kolektif digital, transformasi digital pelaku ekonomi kreatif dan apresiasi kreasi Indonesia. (Meg)