KANAL24, Jakarta – Meskipun neraca perdagangan nasional masih defisit sebesar USD3,11 miliar, namun perdagangan dengan negara-negara mitra utama Indonesia seperti Amerika Serikat (AS), India dan Belanda tercatat masih surplus.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan dengan AS Indonesia tercatat masih surplus USD8,55 miliar. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan neraca perdagangan pada periode yang sama tahun 2018 yang hanya USD7,79 miliar. Kemudian dengan India, Indonesia surplus USD6,78 miliar atau lebih kecil dibandingkan tahun lalu sebesar USD8,07 miliar.
Sementara itu dengan Belanda, neraca perdagangan Indonesia surplus USD2 miliar atau lebih rendah dari tahun lalu yang surplus sebesar USD2,3 miliar.
“Yang surplus adalah kita dengan AS, nilai surplusnya jauh lebih bagus dibandingkan tahun lalu. Dengan India dan Belanda surplus juga tapi lebih kecil,” kata Suhariyanto di Jakarta, Senin (16/12/2019).
Adapun defisit perdagangan terjadi dengan Australia, Thailand dan dengan China. Tercatat dalam kurun waktu Januari – November 2019, defisit perdagangan dengan Australia sebesar USD2,4 miliar atau lebih kecil dibandingkan tahun 2018 sebesar USD2,8 miliar. Kemudian dengan Thailand defisit USD3,54 miliar yang juga lebih kecil dari tahun lalu sebesar USD4,72 miliar.
Sedangkan dengan China, defisit perdagangannya adalah yang terdalam yaitu mencapai USD16,96 miliar. Meski begitu, Suhariyanto menegaskan bahwa neraca perdagangan dengan China bisa ditekan lebih kecil jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai USD18,08 miliar.
“Yang masih defisit dengan Australia, Thailand, dan Tiongkok. Meski defisit tapi dengan ketiga negara itu defisitnya lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” pungkas Suhariyanto. (sdk)