KANAL24, Jakarta – Sepanjang tahun 2019 lalu, PT Pegadaian (Persero) mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,1 triliun atau tumbuh 12 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp2,8 triliun. Sementara outstanding pembiayaan (OSL) sebesar Rp50,4 triliun atau tumbuh 23,3 persen. Kinerja NPL (non performing loan atau kredit macet) gross sebesar 1,75 persen.
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), Kuswiyoto, mengatakan pada periode tersebut total realisasi pembiayaan sebesar Rp145,6 triliun dan non pembiayaan sebesar Rp4,7 triliun. Menurutnya, kinerja apik ini terjadi karena didorong oleh sejumlah produk inovatif berbasis digital yang diluncurkan perseroan dan agresivitas dalam menjalin sinergi dan kolaborasi dengan ratusan mitra di tanah air.
“Banyaknya kolaborasi dan sinergi dengan ratusan mitra dari BUMN , swasta, perguruan tinggi dan berbagai organisasi selama 2019 mendorong penambahan jumlah nasabah Pegadaian dari 10,64 juta ditahun 2018 menjadi 13,86 juta di tahun 2019 naik 3,2 juta. Kinerja positif yang kami raih pada tahun 2019 ini tidak terlepas dari kontribusi seluruh nasabah yang setia menggunakan produk dan layanan kami,” ujar Kuswiyoto di Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Selain itu, kinerja positif tersebut juga ditopang oleh program pemasaran yang intensif berupa Employee Get Customers dengan melibatkan seluruh karyawan perseroan. Pemasaran produk-produk tersebut didistribusi melalui 4.123 outlet dan 9.673 agen. Bahkan penggunaan aplikasi Pegadaian Digital telah dimanfaat untuk melakukan transaksi digital oleh lebih 2 juta nasabah.
Kuswiyoto menambahkan bahwa perseroan juga berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp17,7 triliun atau naik 39,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2018 sebesar Rp12.7 triliun. Aset Pegadaian juga meningkat 23,7 persen menjadi Rp65,3 triliun dari tahun sebelumnya Rp52,8 triliun.
Secara portofolio, produk gadai masih mendominasi kinerja Pegadaian, dengan portofolio OSL Gadai sebesar Rp40,3 triliun setara 80 persen. Adapun produk non gadai berkontribusi OSL sebesar Rp10,1 triliun setara 20 persen pada 2019.
“Kami akan terus fokus pakai core business gadai, selain mengembangkan produk-produk lain non gadai,” papar Kuswiyoto.
Sementara itu sejak tahun 2019 hingga Februari 2020, Pegadaian berhasil menjalin sinergi dan kolaborasi dengan 541 instansi, yang terdiri dari 133 instansi pemerintah, 84 instansi BUMN , 210 instansi swasta, dan 114 instansi perguruan tinggi baik swasta maupun negeri. Sinergi dan kolaborasi tersebut mendorong pertumbuhan jumlah nasabah Pegadaian, naik signifikan 30,2 persen (YoY) menjadi 13,86 juta nasabah pada akhir 2019. Untuk jumlah pemilik tabungan emas menjadi 4,6 juta nasabah.
“Kami ingin menggaris bawahi betapa pentingnya sebuah sinergi dan kolaborasi. Sinergi dan kolaborasi memiliki manfaat yang luar biasa, karena sangat menguntungkan, tidak hanya bagi Pegadaian tetapi juga bagi mitra dan masyarakat luas,” pungkas Kuswiyoto. (sdk)