KANAL24, Jakarta – Industri perbankan akan mewaspadai kualitas kredit di tahun 2020 sejalan dengan kondisi ekonomi global maupun domestik yang masih belum kondusif.
Adapun, berdasar data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Oktober 2019, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross perbankan tercatat 2,7%.
Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang ada di level 2,66%.
Menurut Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), Ferdian Timur Satyagraha, rasio NPL Bank Jatim per November 2019 berada di level 3,03% atau meningkat dibandingkan posisi September 2019 yang sebesar 2,89%.
Tapi jika dibanding November 2019 yang masih 3,75%, posisi NPL membaik.
Ferdian yakin, tahun 2020, NPL bisa ditekan ke level 2,4%. Untuk mencapai target tersebut,
BJTM akan lebih selektif menyalurkan kredit terutama dari sektor risiko tinggi.
“Sektor terkait komoditas dan swasta akan lebih selektif,” jelas Ferdian seperti dikutip Kontan, Minggu (15/12/2019). Selain itu, BJTM juga akan meningkatkan penagihan dan restrukturisasi kredit bermasalah.
Sebelumnya, BJTM menyebut, mayoritas kredit bermasalah ada di segmen kredit korporasi, dengan NPL 6,2% per November 2019. Mayoritas NPL berada pada sektor konstruksi.
Tidak menyasar sektor tertentu
Sementara bank menengah lainnya, seperti PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA), juga memasang target NPL di bawah 3% tahun depan.
Menurut Direktur Utama MAYA,Haryono Tjahjarijadi, perseroan tetap akan menyalurkan kredit ke seluruh segmen dan sektor secara merata.
Tidak ada upaya spesifik mengurangi pemberian kredit ke sektor tertentu, namun pihaknya lebih memegang teguh prinsip kehati-hatian.
Rasio NPL gross MAYA per September 2019 sempat meningkat menjadi 2,72% dibandingkan periode tahun sebelumnya, yang tercatat di angka 1,94%.
Sementara itu, NPL PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) saat ini juga tidak bisa dibilang rendah.
Kendati demikian, Direktur Utama BBKP, Eko R. Gindo menjelaskan, posisi NPL masih berada dalam batas yang ditentukan oleh pihak regulator.
Pada kuartal III/2019 lalu, rasio NPL BBKP ada di level 5,99%; meningkat ketimbang periode sama tahun sebelumnya, sebesar 5,62%.
Mayoritas NPL merupakan kredit lama yang hingga kini masih diupayakan diperbaiki.
“NPL kami sebenarnya stabil, dan dari sisi aset produktif lumayan mengalami perbaikan,” ujarnya, Kamis (12/12) lalu.Manajemen BBKP bakal mendorong NPL hingga ke bawah 5% di tahun depan. Untuk itu perseroan akan lebih cenderung mengarahkan penyaluran kredit ke segmen konsumer, yang risikonya lebih terukur. (sdk)