KANAL24, Malang – Universitas Brawijaya melalui LPPM UB memiliki program yang juga fokus pada pengabdian masyarakat di daerah terluar dan perbatasan. Program tersebut menurut Dr. Susinggih dari LPPM UB sudah berjalan sejak tahun 2017 sampai sekarang melalui progam doktor mengabdi dan KKN (Kuliah Kerja Nyata).
“Progam doktor mengabdi ini memang sudah menjadi trade mark UB dimana salah satu yang menggembirakan itu capaian wilayahnya yang sampai ke perbatasan. Cakupan perbatasan pun cukup banyak mulai dari ujung barat, timur hingga utara Indonesia,” jelas Susinggih, Jum’at (18/2/2022).
Ia mengatakan jika pengabdian pada tahun 2022 ini masih mengandalkan pada hibah doktor mengabdi dan KKN. “KKN itu kita perbesar karena mencakup mahasiswa banyak dan temanya taman kehidupan UB mendunia,” imbuhnya.
Singgih berharap dari kedua program tersebut itu akan terlihat peran UB di ranah internasional dalam merancang lingkungan hidup mulai dari hidrosfer, nitrosfer, sampai ke sumber daya manusia dan pembangunan berkelanjutan yang ideal.
Terkait dengan cakupan perbatasan yang menerima kegiatan progam doktor mengabdi ini, Singgih menjelaskan jika di tahun 2021 walaupun ada pandemi covid tetapi daerah sepeti Bone Bolango, Natuna, bahkan Bintan yang terletak di seberang Singapura sangat menerima progam ini.
Dari progam ini pula, ada banyak sektor yang sudah dikembangkan seperti di NTT (Nusa Tenggara Timur) dikembangkan sari buah, jambu mete,dan batik kasanah yang merupakan batik adopsi dari kerajinan tenun. Tidak hanya itu, di Bangka Belitung dikembangkan pohon pelawan yang dijadikan teh herbal kemudian ada juga madu dan lain-lain. (val)