Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan ekosistem halal di Indonesia. Melalui sosialisasi UB Halal Metric Award yang dilaksanakan secara hybrid pada Selasa (6/8/2024), UB berupaya memberikan pengukuran terhadap tata kelola, proses bisnis, dan produk yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, industri, dan instansi pemerintah. Program ini diharapkan dapat mendorong terciptanya akademik atmosfer yang mendukung pengembangan riset dan kebijakan berbasis halal.
Wakil Rektor Bidang Akademik UB, Prof. Imam Santoso, menjelaskan bahwa UB Halal Metric akan melakukan asesmen tanpa biaya. “Halal sudah menjadi ikon yang bukan saja berkaitan dengan spirit kerohanian tapi juga sudah bernuansa entitas bisnis yang harus mendapat apresiasi tinggi sehingga bisa menempatkan halal toyib sebagai instrumen utama dan memberikan iklim yang baik dalam tata kelola dan produk-produk yang dihasilkan,” katanya.
Prof. Imam berharap pada akhir November bisa merilis ukuran dan apresiasi Halal Metric bagi universitas, industri, dan instansi pemerintah yang telah mengajukan penilaian.
Ia juga menegaskan bahwa UB Halal Metric merupakan satu-satunya dan pionir asesmen praktik halal di dunia. “UB Halal Metric menjadi satu-satunya lembaga yang menilai perguruan tinggi, instansi pemerintah, dan industri untuk memberikan apresiasi terhadap bagaimana seluruh kelembagaan ekosistem halal yang baik, memberikan dukungan terhadap pendidikan riset dan inovasi,” ujarnya.
Sementara itu Ketua UB Halal Metric, Ir. L. Tri Wijaya Nata Kusuma, ST., MT., Ph.D, menambahkan bahwa pengukuran yang dilakukan UB Halal Metric akan mengevaluasi dan meningkatkan praktik halal secara berkelanjutan.
“UB Halal Metric ini menyediakan kerangka kerja atau framework yang komprehensif bagaimana kita mengevaluasi dan mengimprove secara operasional praktik halal yang beretika,” katanya.
Dalam mengevaluasi dan menilai praktik halal, UB Halal Metric memiliki setidaknya lima dimensi penilaian: kebijakan, edukasi, penelitian dan pelayanan masyarakat, infrastruktur, dan ekosistem halal.
“Dengan dimulainya sosialisasi hari ini, UB Halal Metric akan terus berlanjut. Ditargetkan hingga akhir tahun kita akan mulai mentabulasikan semua mitra yang terlibat dalam UB Halal Metric ini, dan hasil perangkingan akan diumumkan pada 5 Januari 2025,” jelas Tri.
Tri juga menjelaskan bahwa untuk asesmen awal, dokumen-dokumen yang diunggah akan menjadi bukti dukung bahwa instansi yang dijalankan sudah menerapkan konsep halal sesuai dengan indikator yang diharapkan.
“Sementara ini kita masih fokus pada bukti yang bapak/ibu berikan. Dari bukti itu jika ada bukti dukung akan menambah poin penilaian, dan kita belum ada assessment lapangan. Sementara ini hanya berdasarkan self-report atau web-based saja,” katanya.
Dengan mengikuti asesmen UB Halal Metric, peserta dapat memperoleh pengakuan internasional atas penerapan prinsip halal. “Hasil yang dikeluarkan pada saat asesmen berupa perangkingan terpublikasi dan tentu sertifikat. Nanti mitra yang memiliki ranking tertinggi akan kami undang ke Malang untuk penyerahan penghargaannya,” tutupnya.
Sosialisasi tersebut juga diisi dengan cara pengisian indikator dan bukti dukung pada aplikasi UB Halal Metric, yang dipandu oleh Direktur Direktorat Teknologi Informasi, DR. Raden Arief Setyawan, S.T., M.T., mulai dari pembuatan username dan password hingga finalisasi.
Dengan demikian, Universitas Brawijaya melalui UB Halal Metric Award, berupaya menciptakan iklim yang baik dalam tata kelola dan produk halal, serta memberikan pengakuan bagi mereka yang berkontribusi dalam pengembangan ekosistem halal di Indonesia.(din)