Kanal24, Malang – Keselamatan kerja menjadi salah satu elemen penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif, terutama di lingkungan akademik. Untuk mendukung komitmen ini, Universitas Brawijaya (UB) melalui Penanggung Jawab Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) bekerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) Republik Indonesia (RI) menggelar Pelatihan dan Sertifikasi Petugas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K).
Acara berlangsung selama tiga hari, mulai 4 hingga 6 Desember 2024, di Hotel Swiss-Belinn, Malang, sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan UB.
Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Universitas (Sekun) UB, Dr. Tri Wahyu Nugroho, yang menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai bagian dari upaya UB untuk menjadi universitas bertaraf internasional.
“Selain menyediakan sarana dan prasarana yang baik, UB juga harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten. Penanganan pertolongan pertama yang tepat sebelum bantuan ahli datang adalah bagian penting dari layanan berstandar internasional,” ujar Dr. Tri Wahyu.
Ia menambahkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu elemen penting dalam proses standarisasi.
“UB berkomitmen meningkatkan kapasitas dan kemampuan personelnya sebagai upaya melindungi dosen dan tenaga kependidikan. Selain itu, ini juga menjadi bentuk layanan terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan UB,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Divisi K3L UB, Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, S.T., M.Kes., menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan kelanjutan dari program Ahli K3 Umum yang telah dilakukan sebelumnya.
“Kami ingin memastikan bahwa seluruh civitas akademika memiliki pengetahuan dasar tentang K3, sehingga dapat menangani situasi darurat secara tepat. Selain itu, pelatihan ini juga berfokus pada pencegahan kecelakaan kerja untuk mencapai Zero Accident di lingkungan UB,” ungkapnya.
Prof. Qomariyatus menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya menitikberatkan pada keterampilan teknis, tetapi juga pada kesadaran akan pentingnya menjaga keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja.
“Keselamatan kerja tidak hanya tentang menangani kecelakaan, tetapi juga bagaimana mencegahnya sejak awal melalui disiplin dan kepedulian terhadap lingkungan kerja,” tambahnya.
Pelatihan ini diikuti oleh 25 peserta dari berbagai kampus di UB, termasuk perwakilan dari UB Kediri dan UB Jakarta. Peserta akan mengikuti ujian online dari Kemenaker sebagai bagian dari proses sertifikasi, yang diharapkan dapat meningkatkan standar keselamatan kerja di UB.
Hari pertama pelatihan diisi oleh tim dari Pusdiklat Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang yang memberikan materi dasar P3K. Kepala Pusdiklat PMI, Mohammad Zamroni Erwan, menjelaskan bahwa materi disampaikan secara sederhana agar mudah dipahami oleh peserta yang tidak berlatar belakang medis.
“Kami memberikan pelatihan teknik dasar seperti Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) untuk menangani henti jantung, serta langkah-langkah menangani luka dan kondisi darurat lainnya. Waktu sangat penting dalam situasi darurat. Jika tidak segera ditangani dalam 5-10 menit, bisa berakibat fatal. Sehingga keterampilan ini diharapkan dapat langsung diterapkan sebelum bantuan profesional tiba,” jelas Zamroni.
Ia juga berharap para peserta dapat mempraktikkan ilmu yang didapat, baik di lingkungan kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari. “Pengetahuan ini tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga dapat menjadi bekal untuk membantu orang lain di sekitar kita,” tambahnya.
Pelatihan ini menjadi komitmen UB dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi seluruh civitas akademika. UB berharap program ini dapat terus berlanjut, sehingga mampu menciptakan standar keselamatan kerja yang tinggi di kampus.
“Semoga peserta pelatihan ini dapat menjadi motor penggerak dalam menanamkan budaya keselamatan kerja di UB, sekaligus memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan,” tutup Prof. Qomariyatus.(Din/Nid/Ela)