Kanal24, Malang – Nilai ekspor Indonesia pada Desember 2024 mencapai USD 23,46 miliar, meskipun terjadi penurunan sebesar 2,24% dibandingkan November 2024. Namun, secara tahunan, nilai ekspor mengalami peningkatan sebesar 4,78% dibanding Desember 2023. Sepanjang tahun 2024, total nilai ekspor tercatat USD 264,70 miliar, naik 2,29% dari tahun sebelumnya.
“Ekspor kita tetap menunjukkan kinerja positif secara tahunan, meskipun terdapat fluktuasi bulanan. Hal ini mencerminkan daya saing produk Indonesia di pasar global,” ujar Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, saat menyampaikan laporan kinerja ekspor dalam Berita Resmi Statistik (15/1/2024)
Peningkatan nilai ekspor tahun 2024 didorong oleh sektor industri pengolahan yang menyumbang 63,21% dari total ekspor nonmigas. Komoditas unggulan seperti batubara, minyak kelapa sawit, serta besi dan baja tetap menjadi andalan utama dalam perdagangan internasional Indonesia.

Secara geografis, Tiongkok masih menjadi tujuan utama ekspor Indonesia dengan kontribusi 26,40% dari total nilai ekspor nonmigas. Selain itu, kawasan ASEAN dan Amerika Serikat juga memberikan kontribusi signifikan dalam menopang pertumbuhan ekspor nasional.
“Produk unggulan kita, seperti batubara dan CPO, tetap menjadi penyumbang utama. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam menjaga stabilitas harga komoditas global,” tambah Amalia.
BPS juga mencatat penurunan ekspor pada sektor industri pengolahan sebesar 3,55% secara bulanan. Namun, sektor ini masih mencatatkan pertumbuhan tahunan yang positif. Menurut Amalia, perlu langkah strategis untuk mengembangkan diversifikasi produk ekspor agar tidak bergantung pada beberapa komoditas utama saja.
“Diversifikasi produk ekspor menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing kita. Pemerintah dan pelaku usaha harus terus berinovasi untuk menjawab kebutuhan pasar internasional,” jelasnya.(din)