KANAL24, Malang – Menjalani ibadah puasa ditengah tugas menuntut ilmu dinegeri orang menjadi pengalaman tersendiri bagi para dosen dan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Salah satunya Yudha Prakasa, dosen FIA UB yang sedang menempuh pendidikan doktor di Kho Kaen University Thailand.
“Saya sudah tahun kedua menjalani puasa ramadhan di Thailand ini,” kata Yudha, Rabu (12/3/2025).
Menurutnya pada tahun ini cuaca di Kho Kaen sedang panas sehingga terik matahari menjadi tantangan tersediri pada saat menjalani ibadah puasa. Selain itu waktu berpuasa juga lebih lama beberapa jam daripada di Indonesia.
“Cuaca disini sedang terik panas, sehingga jika sedng kuliah siang hari menjadi tantangan tersendiri saat berpuasa. Untuk waktu puasa juga lebih lama dibandingkan Indonesia,” lanjutnya.

Kandidat doktor bisnis di Kho Kaen University ini juga bercerita bahwa warga muslim merupakan minoritas di kota tersebut sehingga suasana ramadhan hampir tidak berbeda dengan hari-hari biasanya. Semarak suara adzan ataupun tadarus tidak terdengar bersahutan dikota tersebut.
Namun pihak kampus memberikan dukungan kepada mahasiswa muslim selama bulan ramadhan dengan menyediakan ruangan untuk ibadah sholat termasuk sholat taraweh.
“Kampus disini toleran jadi ada kebijakan menyediakan ruangan khusus untuk ibadah sholat termasuk taraweh bagi mahasiswa muslim yang sedang kuliah disini,” kata Yudha.
Kelompok organisasi mahasiswa muslim juga ada di kampus Khon Kaen yang memiliki beberapa kegiatan selama ramadhan.
Yudha sendiri mengaku tidak sholat taraweh di kampus namun dirinya menjalankan sholat taraweh di maasjid luar kampus. Untuk menuju ke masjid tersebut dirinya naik bus dua kali ditambah jalan kaki sekitar 1 kilometer untuk sampai di masjid.

“Ada Masjid di kota ini namun cukup jauh, naik bis dua kali plus jalan kaki. Saya sendiri sholat taraweh disana agar bertemu dengan masyarakat muslim lainnya,” imbuh Yudha.
Terdapat beberapa perbedaan dalam tatacara ibadah yang dilihat oleh Yudha selama berada di kota ini. Perbedaan tesrebut muncul karena mayoritas muslim di Khon Ken bermadzhab Hambali yang berbeda dengan umumnya masyarakat Indonesia. Namun perbedaan tersebut menjadi pengalaman menarik dan berharga bagi Yudha untuk memperkaya wawasannya.
Terkait dengan makanan selama ini Yudha menjelaskan tidak sulit untuk berbelanja produk halal di kota Khon Kaen karena cukup banyak toko yang menjual produk halal dari berbagai negara termasuk produk dari Indonesia. Namun dirinya lebih menyukai masak sendiri dari bahan-bahan yang dia beli di pasar atau toko.
“Saya lebih suka masak sendiri dari bahan yang dibeli di toko karena lebih nyaman. Sekalian masak buat kegiatan refresh disela kuliah,” pungkas Yudha. (sdk)