KANAL24, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2021 menurun. Posisi ULN Indonesia pada periode tersebut tercatat sebesar USD422,3 miliar atau turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar USD423,8 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan utang yang turun tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN pemerintah dan sektor swasta. Namun secara tahunan, posisi ULN Oktober 2021 tumbuh 2,2 persen year on year (yoy) atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ULN bulan sebelumnya sebesar 3,8 persen (yoy).
“Pada bulan Oktober 2021, posisi ULN pemerintah tercatat sebesar USD204,9 miliar atau lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar USD205,5 miliar. Hal ini menyebabkan perlambatan pertumbuhan ULN pemerintah menjadi sebesar 2,5 persen (yoy) dibandingkan dengan 4,1 persen (yoy) pada bulan September 2021,” ujar Erwin, Rabu (15/12/2021).
Penurunan posisi ULN tersebut terjadi seiring dengan beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman yang jatuh tempo di bulan Oktober 2021. Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel.
Adapun penarikan ULN dalam periode Oktober 2021 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah, termasuk upaya penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Posisi ULN Pemerintah masih tergolong relatif aman dan terkendali jika dilihat dari sisi refinancing risk jangka pendek, mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah,” sambung Erwin.
Sementara itu untuk ULN swasta sebesar USD208,4 miliar atau menurun dari USD209,2 miliar pada September 2021. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi sebesar 1,0 persen (yoy) pada setelah pada periode sebelumnya tumbuh rendah sebesar 0,4 persen (yoy).
Kontraksi ULN swasta tersebut disebabkan oleh perkembangan ULN lembaga keuangan yang terkontraksi 5,8 persen (yoy) atau lebih dalam dari kontraksi 2,7 persen (yoy) pada September 2021. Selain itu, pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan melambat sebesar 0,3 persen (yoy) dari 1,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
“ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,3 persen terhadap total ULN swasta,” kata dia.(sdk)