KANAL24, Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyetujui pembagian dividen tunai dengan total sebesar Rp237,62 miliar atau Rp22,438 per lembar saham kepada para pemegang saham.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, jumlah tersebut merupakan 10 persen dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021 yang mencapai Rp2,37 triliun.
“RUPST Bank BTN memutuskan penggunaan laba bersih tahun buku 2021 akan dipergunakan sebesar 10 persen dibagikan sebagai dividen dan sebesar 90 persen ditetapkan sebagai laba ditahan,” kata Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo, Juma’at (4/3/2022)
Haru menyampaikan, pada tahun ini, perseroan juga telah menetapkan beberapa target kinerja keuangan antara lain kredit dan pembiayaan ditargetkan tumbuh 9 persen hingga 11 persen, Dana Pihak Ketiga ditargetkan juga tumbuh 9 persen hingga 11 persen, laba bersih ditargetkan naik pada kisaran 10 persen hingga 13 persen serta NPL gross diharapkan membaik pada kisaran 3,4 persen hingga 3,5 persen.
Adapun untuk mencapai target pertumbuhan kredit tersebut, perseroan akan mengoptimalkan program perumahan nasional, melalui kontribusi pada program KPR FLPP , KPR BP2BT dan KPR TAPERA dengan potensi realisasi unit sebanyak 169,3 ribu unit.
Perseroan juga memperluas kemitraan untuk penyaluran kredit pada segmen fixed income dengan melanjutkan program KPR TWP AD dan ekspansi BTN Solusi di segmen institusi, lembaga pemerintah, kementerian dan korporasi BUMN lainnya.
Bank BTN juga akan meningkatkan KPR di segmen milenial melalui kerjasama pembangunan Transit Oriented Development (TOD) dengan BUMN Karya dan Top Developer serta program KPR untuk milenial, seperti KPR Gaess for Millenials dengan fitur Graduate Payment Mortgage (GPM) dan KPR Hits.
Selain itu, Bank BTN juga akan mengembangkan kredit komersial dan korporasi yang memiliki value chain di sektor perumahan.
Sementara untuk menjaga momentum pertumbuhan laba bersih, perseroan akan menjaga yield kredit di kisaran 7 persen – 8 persen dengan meningkatkan kontribusi kredit bermarjin tinggi, terutama kredit payroll dan UKM.
Bank BTN juga akan melanjutkan tren penurunan biaya dana atau Cost of Fund (CoF) dengan meningkatkan rasio dana murah (CASA) dan DPK Ritel.
Laba bersih perseroan juga akan didorong untuk meningkatkan kontribusi pendapatan jasa atau Fee Based Income (FBI) dengan mengembangkan sumber-sumber FBI baru seperti pengembangan fee treasury di segmen ritel, penjualan produk wealth dan peningkatan transaksi digital banking baik user mobile banking, internet banking dan cash management.
Dalam RUPST Bank BTN ada beberapa mata agenda yang dibahas, dan RUPST menyetujui antara lain pengesahan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan perseroan tahun buku 2021, penetapan penggunaan Laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021 dan perubahan susunan pengurus perseroan.(sdk)