Kanal24, Malang – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komjen. Pol. Boy Rafli Amar, menilai kerentanan masyarakat terutama generasi muda terhadap penyebarluasan paham intoleransi radikalisme melalui sosial media sangat terbuka, sehingga diperlukan daya tahan masyarakat untuk dapat memfilter informasi dan meningkatkan pemahaman terhadap paham intoleran dan radikalisme.
Hal ini disampaikan dalam Forum Group Discussion tentang Pencegahan Radikalisme yang diselenggarakan oleh BNPT dan Universitas Brawijaya, Rabu (7/7/2022), dihadiri oleh Rektor UB dan pimpinan fakultas.
Kepala BNPT menyampaikan, kolaborasi dengan Universitas Brawijaya dan kalangan pesantren telah dilakukan, terutama dalam menciptakan konten narasi wawasan kebangsaan dan menumbuhkan semangat kerukunan di tengah keberagaman Indonesia.
“Anak muda sekarang sangat kreatif untuk membuat konten yang diupload di sosial media. Kami juga kerjasamakan masalah ini dengan kalangan pondok pesantren, bagaimana ide kreatif sejalan dengan jati diri bangsa kita,” ungkap Kepala BNPT.
Sejalan dengan program BNPT, Universitas Brawijaya telah menyiapkan berbagai program bagi mahasiswa agar terhindar dari ideologi intoleran, melalui unit aktifitas kemahasiswaan yang mengkaji ideologi dan meningkatkan profesionalisme mahasiswa.
Rektor UB, Profesor Widodo, menyampaikan bahwa mahasiswa sedang berproses untuk mencari jati diri sehingga UB berkomitmen untuk membangun mindset mahasiswa dengan kesadaran bahwa kita adalah bagian dari dunia dengan pemikiran yang inklusif dan toleran.
“Kita adalah bagian dari dunia, pasti di situ ada kerangka berpikir inklusif, toleran terhadap bangsa lain, toleran terhadap ras, suku, agama yang berbeda,” jelas Rektor UB
UB juga akan membangun riset bersama BNPT dan ikut mengembangkan Kawasan Terpadu Nusantara dalam proses pengabdian masyarakat. (din)