KANAL24, Kalbar – Pengembangan ekowisata dalam hal ini wisata mangrove berbasis masyarakat yang dilakukan pengelola Desa Wisata Sungai Kupah di Kabupaten Raya, Kalimantan Barat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Selain memberi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, hal ini juga sejalan dengan tren pariwisata baru yang berkualitas dan berkelanjutan sehingga akan maksimal dalam memperkuat peluang kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja.
Menparekraf Sandiaga saat visitasi sekaligus mempromosikan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 ke Desa wisata Sungai Kupah, Kamis (10/3/2022) menjelaskan, saat ini lembaga dunia banyak yang tertuju terhadap gerakan-gerakanan penanaman mangrove untuk membantu ekosistem dan keberlanjutan lingkungan.
Momentum ini tidak boleh dilewatkan Desa Wisata Sungai Kupah untuk memperkuat dan mengembangkan ekowisata mangrove agar lebih dikenal dunia. Wisatawan yang datang selain dapat menyusuri hutan mangrove, juga dapat berfoto di gazebo. Menikmati kuliner di pondok gazebo hingga menikmati matahari terbenam di sana.
“Saya berterima kasih ekowisata di Desa Wisata Sungai Kupah ini sudah memberikan inspirasi untuk kita semua. Saat ini mata dunia sedang tertuju pada mangrove dan Kubu Raya ini surganya mangrove, saatnya kita ajak mata dunia tertuju kepada Kubu Raya. Mari kita tanam (mangrove) sebanyak-banyaknya sehingga bisa menjadi pabrik oksigen di dunia,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga berkesempatan menyusuri track mangrove yang terbentang di sepanjang Desa Wisata Sungai Kupah. Menparekraf juga berkesempatan memberikan 50 bibit mangrove untuk ditanam.
“Tadi saya diminta 10 bibit mangrove tapi saya naikan menjadi 50 bibit mangrove dan kami akan promosikan secara totalitas di kanal sosial media kami,” katanya.
Desa wisata Sungai Kupah berada di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Terletak di penghujung hulu Sungai Kapuas, sedangkan hilir berada tepat di Selat Karimata yang berbatasan dengan Laut Natuna dan melewati garis khatulistiwa.
Selain wisata mangrove, Desa Wisata Sungai Kupah memiliki berbagai potensi lainnya. Seperti wisata susur sungai, dimana wisatawan dapat menyusuri aliran sungai terakhir dari Sungai Kapuas yang melewati Desa Sungai Kupah sambil melihat langsung spesies monyet langka yang sudah hampir punah. Seperti monyet bekantan, monyet ekor panjang, juga lutung. Selain itu ada pula spesies Burung Raja Udang dan Burung Elang.
Desa Wisata ini juga memiliki paket wisata Kampung Nelayan dimana wisatawan dapat menikmati nuansa kampung nelayan yang asri dengan keseharian masyarakat bertransaksi jual beli ikan segar.(sdk)