Kanal24, Malang – Desa Pandansari Lor, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, menjadi saksi atas komitmen luar biasa dari para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, dalam mengabdi kepada masyarakat melalui berbagai program penelitian dan pengabdian. Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Moeljadi, desa ini telah menyaksikan perubahan signifikan dalam usaha kecil Samiler, yang semakin menuju menjadi sentra industri kecil Samiler yang berkualitas.
Pada tahun 2021, dimulailah perjalanan pengabdian masyarakat yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi keripik Samiler. Dosen dan timnya berhasil menciptakan mesin pencetak Samiler semi-otomatis, yang mampu meningkatkan produksi hingga lima kali lipat dalam sehari. Kapasitas produksi pun naik pesat dari 10 kg bahan baku singkong per hari menjadi 50 kg.
Tahun berikutnya, pada 2022, program pengabdian masyarakat fokus pada peningkatan kapasitas produksi dengan menciptakan mesin untuk membuat adonan singkong. Sebelumnya, adonan singkong dibuat dengan menyewa jasa di pasar Tumpang, yang seringkali menghambat proses produksi. Mesin yang diciptakan berhasil memastikan pasokan adonan singkong yang konsisten dan memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meluas.
Pengabdian masyarakat tahun 2023 melanjutkan langkah positif ini dengan dua fokus utama: peningkatan kualitas fisik produk Samiler dan pengembangan pemasaran produk. Prof. Dr. Moeljadi bersama Anggota Risna Wijayanti, Ph.D dan dibantu oleh tiga mahasiswa berusaha untuk menciptakan mesin spinner yang dapat mengurangi kandungan minyak goreng pada Samiler. Selain itu, tim juga bekerja pada pengembangan kemasan produk dan media sosial untuk memperluas akses pasar.
Program pengabdian masyarakat tahun 2023 ini bertujuan untuk memastikan “Konsistensi Kualitas Produk untuk Menjamin Kesehatan Pengguna Konsumen.” Desain kemasan baru, yang memadukan plastik dan aluminium foil, diharapkan mampu mempertahankan kesegaran produk. Di samping itu, para pengrajin diberikan pelatihan untuk mengelola akun media sosial dan marketplace untuk mempromosikan produk mereka. Dengan bantuan Instagram, Facebook, dan Shopee, produk Samiler semakin mudah dijangkau oleh konsumen.
Langkah terakhir dalam program ini adalah penggunaan mesin spinner yang inovatif dengan fitur sirip pembatas. Mesin ini membantu mengurangi jumlah minyak yang menempel pada produk Samiler, memastikan produk yang lebih sehat, lebih tahan lama, dan lebih sedap.
Seluruh rangkaian program ini dilakukan selama enam bulan, mulai dari Mei hingga Oktober 2023, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi, kualitas produk, dan akses pasar. Hasil yang diperoleh bukan hanya meningkatkan kesehatan produk Samiler, melainkan juga kesejahteraan masyarakat Desa Pandansari Lor dengan kenaikan harga jual singkong yang signifikan.
Dengan penerapan hasil-hasil teknologi tepat guna dan pemasaran online ini, selain meningkatkan kualitas produk dan perluasan pasar produk, dengan adanya produksi samiler di Desa Pandansari Lor telah mendorong kenaikan harga jual singkong masyarakat dari hanya Rp.950/kg di tahun 2020 meningkat drastis menjadi Rp.2.300/kg di tahun 2023 ini.
Kepala Desa, Dodik Mulyo Santoso, pun mendukung penuh upaya ini dan berharap program berkelanjutan seperti ini dapat terus memajukan masyarakat dan usaha kecil di desa tersebut. Program pengabdian ini merupakan contoh nyata bagaimana inovasi dan pendekatan berkelanjutan dapat membawa perubahan positif dalam sebuah komunitas.(din)