KANAL24, Malang – Fakultas Peternakan UB berserta elemen lain menyiapkan peta potensi ternak pasca erupsi Semeru sebagai panduan bagi pengambil kebijakan dan peternak. Dekan Fapet UB Prof. Suyadi menjelaskan saat ini Fapet masih fokus pada masa tanggap darurat terutama melakukan evakuasi dan penyelamatan hewan ternak di Lumajang.
“Saat ini memang tim kami yang berada disana masih fokus masa tanggap darurat penyelamatan hewan ternak namun kami juga sudah mempersiapkan langkah selanjutnya,” kata Suyadi, kamis (16/12/2021).
Langkah selanjutnya bersama komponen lain di UB, Fakultas Peternakan akan menyusun peta potensi ternak yang terbagi dalam potensi aman, potensi terancam dan potensi tidak aman. Peta potensi ini akan memberikan gambaran bagi pengambil kebijakan mengenai lokasi atau zona peternakan pasca erupsi. Peta ini menurut Suyadi penting agar para pengambil kebijakan dan peternak nantinya dapat mengambil keputusan yang tepat terutama bagi kehidupan peternak di lereng Semeru ini.
“Secara gambaran kasar kami sudah punya namun dalam waktu dekat kami akan mengirimkan tim mahasiswa untuk melihat lebih detil dan berkomunikasi dengan stakeholder yang ada,” lanjutnya.
Suyadi menambahkan relokasi yang direncanakan oleh pemerintah menjadi momentum untuk melakukan penataan ulang terutama terkait dengan zona-zona warga sesuai dengan keminatan dan profesinya. Sehingga nantinya relokasi tersebut tidak hanya memindahkan warga ke zona yang aman namun juga tidak mematikan profesi lamanya terutama peternak dengan lokasi yang baru.
“Bisa saja nanti ada zona khusus peternak, zona untuk profesi lain sehingga pasca erupsi ini warga tidak beralih profesi,” imbuh guru besar Fapet UB ini.
Dirinya berharap dengan peta potensi yang nanti akan dibuat oleh Fapet UB dapat menjadi sumbangsih pemikiran dan kontribusi nyata dari kampus untuk menata kembali kehidupan warga yang terdampak erupsi Semeru. (sdk)