Kanal24, Malang – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) resmi mengumumkan penyelenggaraan Sayembara Desain Kawasan dan Bangunan Pusat Kebudayaan Nusantara atau Nusantara Cultural Center, yang akan menjadi landmark baru di kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) IKN. Kegiatan ini dibuka untuk umum mulai 5 November 2025, sebagai upaya melibatkan masyarakat profesional dalam merancang ruang budaya yang merepresentasikan semangat keberagaman Indonesia.
Pusat Kebudayaan Nusantara dirancang di atas lahan seluas 33,38 hektare dan akan berfungsi sebagai episentrum kegiatan seni, pengetahuan, serta kreativitas nasional. Kepala OIKN, Basuki Hadimuljono, menyebutkan bahwa pembangunan fasilitas ini merupakan bagian dari transformasi menyeluruh yang sedang berlangsung di ibu kota baru. “Pusat kebudayaan ini sangat penting dalam proses transformasi IKN, bukan hanya secara fisik, tetapi juga dalam membangun nilai-nilai kebudayaan yang menjadi jiwa kota,” ujarnya.
Baca juga:
FH UB Bahas Reformasi Keuangan Pusat-Daerah Dorong Kemandirian Fiskal

Ruang Kolaborasi Antara Arsitektur dan Budaya
Sayembara ini diharapkan melahirkan karya arsitektur yang tidak sekadar menonjolkan aspek estetika, namun juga mencerminkan filosofi nusantara dan keberlanjutan lingkungan. OIKN menegaskan bahwa desain yang dihasilkan harus memperhatikan harmoni dengan alam Kalimantan Timur serta menggambarkan keberagaman budaya Indonesia dalam satu kesatuan visual.
Untuk menjaga kualitas dan profesionalisme, OIKN berkolaborasi dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), dan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Para peserta sayembara akan diminta mengajukan konsep desain kawasan secara menyeluruh, meliputi tata ruang, sistem lingkungan, serta rancangan enam bangunan utama yang menjadi pusat aktivitas budaya.
Enam Fasilitas Ikonik di Kawasan Budaya
Dalam dokumen resmi OIKN, disebutkan bahwa enam bangunan utama akan menjadi ikon kawasan ini, yaitu:
- Museum Nusantara, sebagai ruang pameran sejarah dan artefak dari seluruh wilayah Indonesia.
- Concert Hall/Auditorium, untuk pertunjukan musik, teater, dan kegiatan seni berskala nasional hingga internasional.
- Galeri Kebudayaan, tempat eksposisi karya kontemporer dan tradisional.
- Taman Budaya Terbuka, ruang publik hijau untuk festival dan kegiatan masyarakat.
- Perpustakaan Nasional IKN, yang menampung koleksi literasi budaya dan arsip sejarah.
- Gedung Olahraga Budaya (Sport Hall), yang menggabungkan seni gerak dan kegiatan fisik berbasis tradisi.
Kawasan ini akan dirancang agar terbuka bagi publik, ramah lingkungan, serta menggunakan material lokal. Konsep green architecture akan menjadi syarat utama, sejalan dengan visi IKN sebagai kota cerdas dan berkelanjutan.
Simbol Transformasi dan Diplomasi Budaya
Basuki menambahkan bahwa Pusat Kebudayaan Nusantara akan menjadi simbol diplomasi budaya Indonesia di tingkat internasional. Nantinya, kawasan ini akan menjadi tempat penyelenggaraan festival kebudayaan, pertemuan antar seniman, serta pusat riset dan pendidikan budaya. “Kami ingin agar dunia melihat bahwa Indonesia membangun ibu kota dengan jiwa budaya, bukan sekadar beton dan gedung tinggi,” tuturnya.
Selain memperkuat identitas bangsa, proyek ini juga diharapkan mampu menggerakkan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. Kehadiran ruang budaya yang modern dan inklusif dipercaya dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, serta menciptakan lapangan kerja baru bagi para pelaku seni dan industri kreatif.
Tantangan: Integrasi Budaya dan Keberlanjutan
Meski penuh harapan, pembangunan kawasan budaya seluas puluhan hektare ini bukan tanpa tantangan. OIKN perlu memastikan agar desain yang terpilih tidak hanya ikonik secara visual, tetapi juga mampu beradaptasi dengan ekosistem Kalimantan yang sensitif. Isu keberlanjutan, konservasi alam, dan pelibatan masyarakat lokal menjadi faktor penting dalam proses perencanaan.
Selain itu, keterlibatan masyarakat adat dan komunitas seni diharapkan dapat memberikan warna tersendiri. Dengan demikian, kawasan budaya di IKN tidak hanya menjadi monumen megah, tetapi benar-benar hidup sebagai pusat pertukaran ide, nilai, dan kreativitas.
Sayembara Desain Kawasan Pusat Kebudayaan Nusantara menjadi salah satu langkah strategis OIKN dalam mewujudkan visi besar “Kota Dunia untuk Semua”. Melalui partisipasi para arsitek, desainer, dan akademisi, IKN berupaya membangun identitas kota yang modern, inklusif, dan tetap berpijak pada akar tradisi.
Dengan dibukanya sayembara ini, pemerintah menandai dimulainya babak baru perjalanan pembangunan IKN—bukan sekadar membangun infrastruktur, tetapi juga membangun jiwa dan budaya bangsa di tanah baru Nusantara. (nid)










