KANAL24, Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat untuk terus menguatkan kerja sama bilateral dalam upaya pengembangan daya saing sektor industri. Salah satunya berupa peningkatan investasi dan pelaksanaan program pendidikan vokasi. Dengan kerja sama tersebut diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kedua negara.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan kerjasama kedua negara tersebut dituangkan dalam penandatanganan MoU antara Badan Penelitian dan Pengembangan Industri ( BPPI ) Kemenperin RI dengan Enterprise Singapore. Diharapkan hal ini dapat memperkuat hubungan bilateral khususnya yang selama ini telah terbangun.
“Selain itu, kedua negara sudah menjalin kerja sama dalam upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) industri khususnya di Indonesia, seperti melalui program pendidikan vokasi,” kata Agus Gumiwang di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Sementara itu, untuk bidang investasi, terdapat beberapa hal yang diharapkan dapat dilakukan kerja sama dengan Singapura. Misalnya, mendorong investasi Singapura di sektor infrastruktur khususnya yang mendukung konektivitas industri dan kawasan. Sepanjang semester I tahun 2019, Singapura tetap menjadi investor top di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar USD3,4 miliar.
Peluang kerja sama selanjutnya, yaitu menjajaki pengembangan kawasan industri yang terpadu seperti Kawasan Industri Kendal, di wilayah lain di Indonesia khususnya luar Jawa. Contohnya di Kalimantan Utara (Tanah Kuning), Sumatera Utara (Kuala Tanjung), Sulawesi Utara (Bitung), Kalimantan Tengah (Batanjung), Jambi, dan Sulawesi Tengah (Palu).
“Kami juga sampaikan kepada Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, untuk bisa mencari investor yang ingin membangun kawasan tersebut. Kami akan fasilitasi kawasannya, yang memiliki potensi dekat dengan sumber bahan baku,” paparnya.
Perlu diketahui, Indonesia dan Singapura telah menjalin kerja sama dalam pendirian Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Hingga Januari 2020, kawasan industri terintegrasi itu mampu menarik sebanyak 61 investor dari delapan negara (Indonesia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Jepang, China, Hong Kong dan Malaysia), dengan total nilai investasi mencapai Rp15,8 triliun dan menyerap 8.950 tenaga kerja.
“Kami pun manawarkan kepada pihak Singapura untuk bisa ikut membangun kawasan industri MRO di Kepulauan Bintan, yang lokasinya sudah kami siapkan. Selain itu, kami mendorong percepatan kerja sama di bidang logistik untuk membangun jaringan di ASEAN, yang akan dipusatkan di Batam,” ujarnya. (sdk)