KANAL24, Jakarta – Meski di tengah pandemi Covid-19, PT Pegadaian sukses mencatatkan kinerja positif. BUMN Gadai ini mengantongi kenaikan laba hingga 20 persen pada tahun 2021 menjadi Rp2,42 triliun dari sebelumnya sebesar Rp2,02 triliun.
Direktur Utama PT Pegadaian, Kuswiyoto menyatakan pertumbuhan laba ini didukung oleh efisiensi yang dilakukan sepanjang tahun 2021. Diakui untuk kinerja operasional kurang menguntungkan yang berdampak pada penurunan pendapatan di tahun lalu
“Dengan kinerja operasional yang melambat, maka efisiensi menjadi strategi yang dipilih agar perusahaan tetap bertahan bahkan meraih keuntungan,” ucap Kuswiyoto, Jumat (11/02/2022).
Sementara itu beban usaha berhasil ditekan dari Rp19,17 triliun di tahun 2020 menjadi Rp17,40 triliun. Strategi ini cukup jitu mengingat pendapatan usaha tahun 2020 mencapai Rp21,96 triliun dan di tahun 2021 terkoreksi menjadi Rp20,63 triliun.
Sementara itu, penurunan harga emas juga turut mempengaruhi pendapatan perusahaan. Data menunjukkan, rata-rata harga emas tahun 2020 sebesar Rp835.700 per gram, turun menjadi Rp827.107 di tahun 2021. Kondisi ini memberi dampak pada penurunan Outstanding Loan (OSL) per 31 Desember 2020 sebesar Rp56,8 triliun menjadi Rp51,9 triliun di tahun 2021.
“Asal tahu saja bahwa 98 persen barang jaminan di Pegadaian adalah emas, baik perhiasan maupun emas batangan. Sedangkan sisanya adalah barang jaminan non emas. Sehingga penurunan harga emas memberikan dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan,” ulasnya.
Kuswiyoto mengatakan bahwa selama tahun 2021 transaksi digital yang dilakukan oleh nasabah mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Tercatat sepanjang 2020 jumlah transaksi melalui aplikasi Pegadaian Digital sebanyak 3,40 juta transaksi dan pada 2021 naik 49,24 persen menjadi 5,09 juta transaksi. Nilai transaksi juga meningkat dari tahun 2020 sebesar Rp5,09 triliun naik 35,73 persen menjadi Rp6,91 triliun pada tahun 2021.(sdk)