Kanal24, Malang – Sebuah penelitian mengatakan bahwa seorang ibu yang memiliki informasi dan pengetahuan yang memadai terkait Air Susu Ibu (ASI), maka dapat meningkatkan keberhasilan menyusui 6 kali lipat lebih tinggi. Hal ini disampaikan oleh Pendiri Lactashare, Meralda Nindyasti. Lactashare sendiri merupakan yayasan berbadan hukum yang memfasilitasi proses donor ASI di Indonesia yang aman, tepat, cepat, terpercaya, dan sesuai kaidah agama.
“Namun, tidak semua masyarakat mendapatkan informasi ASI secara merata. Karena terkadang informasi di kota dengan yang di desa belum terlalu cukup memadai. Namun secara digitalnya, sebenarnya cukup bisa menjadi jembatan penolong agar informasi tentang ASI itu bisa lebih terdistribusi dengan baik,” ungkap Meralda.
Sejak berdiri tahun 2018, Lactashare memfasilitasi proses donor ASI, dan juga fokus mengedukasi calon ibu dan ayah agar kelak bisa berhasil menyusui karena Lactashare meyakini ASI adalah hak setiap bayi. Sementara itu, menyusui adalah kewajiban setiap ibu dan tanggung jawab setiap ayah.
“Ironinya, nggak semua bayi memang beruntung mendapatkan ASI karena Indonesia ini apalagi di tahun 2020 ya ada 4.600 bayi yang terlahir piatu. Itu artinya mereka adalah bayi-bayi yang terancam kelaparan karena tidak bisa mendapatkan ASI dari ibu kandungnya sendiri karena ibu kandungnya wafat sesaat setelah persalinan dan Indonesia juga negara penghasil bayi prematur tertinggi kelima sedunia,” terang Meralda.
Sebagai dokter umum sekaligus konselor menyusui, ia banyak menemukan pasien yang kekurangan dan kelebihan ASI. Namun, mereka tidak saling terjembatani dengan baik. Meralda berpikir bahwa ini menjadi salah satu masalah di Indonesia, sehingga ia mendirikan Lactashare dengan mengajak dokter maupun tim medis lainnya sebagai solusi dan menjawab permasalahan ASI.
Melalui Lactashare, pasien yang kekurangan dan kelebihan ASI akhirnya terjembatani dengan penengah, yaitu tenaga medis dan dikembangkan dalam sistem donor ASI terintegrasi.
Para Ibu yang ingin mendonorkan ASI mereka dapat mendaftarkan diri ke Lactashare. Lalu, mereka akan mengikuti beberapa seleksi, seperti wawancara yang disertai dengan berkas medis. Lalu, tim Lactashare akan mengutus laboratorium untuk mengambil sampel darah. Hal ini dilakukan karena para ibu yang terdaftar sebagai calon pendonor ASI perlu melakukan screening kesehatan agar terjamin bebas dari 5 penyakit yang menular lewat ASI.
Kemudian ketika dinyatakan layak sebagai pendonor ASI. Maka, ASI tersebut ditampung oleh Lactashare di 3 kota yang bisa menampung ASI donor, yaitu Malang, Surabaya, dan Jakarta.
“Apabila ada yang membutuhkan ASI, mereka juga kita seleksi karena tidak semua yang merasa kekurangan ASI solusinya adalah donor ASI, bahkan mayoritas dari mereka sebenarnya solusinya adalah konseling dan konsultasi laktasi,” terang Meralda.
Meralda menambahkan bahwa selain konseling dan konsultasi laktasi, juga termasuk terapi manajemen laktasi. Karena sebenarnya hanya sedikit saja yang solusinya benar-benar mendapatkan ASI donor. Beberapa contoh kasus yang membutuhkan ASI donor seperti bayi prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi yang kurang gizi atau gizi buruk, bayi sakit, atau bahkan bayi yang ibunya telah wafat.
Lactashare menjadi yayasan yang membangun sistem donor ASI terintegrasi dengan berbagai layanan promotif, preventif, dan edukatif seputar laktasi dan kesehatan anak. Untuk mendapatkan informasi lebih tentang lactashare, bisa buka https://www.lactashare.id/.(nid)