Kanal24 – Bulan Ramadan bukan hanya ujian menahan lapar dan haus, tetapi juga godaan berbelanja berlebihan atau impulsive buying. Perilaku ini sering kali muncul akibat promosi menarik atau dorongan sesaat tanpa pertimbangan matang. Jika tidak dikendalikan, impulsive buying dapat berdampak buruk pada kesehatan finansial, terutama menjelang Hari Raya Idulfitri yang membutuhkan banyak persiapan.
Apa Itu Impulsive Buying?
Impulsive buying adalah dorongan membeli barang secara spontan tanpa perencanaan. Pembelian ini lebih didasarkan pada keinginan sesaat daripada kebutuhan sebenarnya. Seseorang yang mengalami impulsive buying biasanya membeli barang dalam jumlah banyak atau produk yang tidak termasuk dalam daftar belanja.
Baca juga:
Silakwil ICMI Jatim 2025: UMKM Berdaya, Ekonomi Menguat
Faktor Pemicu Impulsive Buying
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang cenderung melakukan impulsive buying antara lain:
- Kepribadian
Orang yang memiliki kecenderungan FOMO (Fear of Missing Out) atau ingin meningkatkan citra diri sering kali tergoda membeli barang yang sedang tren meski tidak membutuhkannya. - Strategi Pemasaran
Taktik pemasaran seperti diskon besar, cashback, atau bundling produk sering kali membuat konsumen sulit menahan diri untuk membeli barang. - Budaya dan Lingkungan
Masyarakat dengan budaya konsumtif lebih rentan terhadap impulsive buying dibandingkan mereka yang memiliki budaya hemat dan perencanaan finansial yang matang. - Jenis Produk
Produk dengan desain menarik, kemasan unik, atau yang memiliki kesan eksklusif sering kali memancing keinginan untuk membeli, meskipun tidak dibutuhkan.
Dampak Impulsive Buying saat Ramadan
Bulan puasa seharusnya menjadi momen untuk lebih berhemat dan mempersiapkan kebutuhan Lebaran. Namun, impulsive buying justru dapat menyebabkan:
- Pengeluaran Tidak Terencana
Tanpa perencanaan belanja yang matang, seseorang bisa menghabiskan anggaran bulanan lebih cepat dari yang seharusnya. - Kurangnya Persiapan untuk Idulfitri
Dana yang seharusnya dialokasikan untuk kebutuhan Hari Raya seperti baju baru, makanan, hadiah, atau tiket mudik bisa habis karena belanja impulsif.
Tips Mengatasi Impulsive Buying saat Puasa
Agar keuangan tetap terjaga selama Ramadan, beberapa langkah berikut bisa diterapkan:
- Buat Daftar Belanja
Menyusun daftar barang yang benar-benar dibutuhkan dapat membantu menghindari godaan membeli produk di luar rencana. - Hindari Toko dan Iklan yang Menggoda
Berkurangnya paparan terhadap iklan atau promosi dapat mengurangi keinginan belanja secara impulsif. - Gunakan Uang Tunai
Membayar dengan uang tunai membuat seseorang lebih sadar akan jumlah uang yang dikeluarkan dibandingkan dengan menggunakan kartu kredit atau pembayaran digital. - Batasi Self-Reward
Memberi hadiah kepada diri sendiri tidak salah, tetapi harus dilakukan dengan batasan yang jelas agar tidak menjadi kebiasaan boros.
Baca juga:
Pertumbuhan Ekonomi 2024 Stagnan, Target 8% Mustahil?
Perbedaan Impulsive Buying dan Compulsive Buying
Impulsive buying sering disamakan dengan compulsive buying, padahal keduanya berbeda. Impulsive buying terjadi spontan karena dorongan sesaat tanpa perencanaan, sementara compulsive buying adalah kebiasaan berulang membeli barang untuk meredakan stres atau mendapatkan pengakuan, sering kali tanpa mempertimbangkan konsekuensi keuangan.
Impulsive buying di bulan puasa bisa berdampak pada keuangan dan mengurangi kesiapan menghadapi Idulfitri. Dengan perencanaan yang baik, kesadaran finansial, dan kontrol diri, godaan belanja impulsif bisa diminimalisir. Mengelola keuangan dengan bijak selama Ramadan akan membantu mencapai kestabilan finansial jangka panjang. (nid)