KANAL24, Jakarta – Rilis neraca perdagangan pada bulan Desember 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS)kembali mencatatkan surplus sebesar USD2,1 miliar.
Secara kumulatif, sejak Januari- Desember 2020, surplus neraca perdagangan tercatat lebih tinggi, sebesar USD21,74 miliar.
“Indonesia kembali catatkan surplus USD2,1 miliar (pada Desember 2020). Neraca perdagangan ini adalah tertinggi sejak 2011.
Posisi ekspor pada Desember sangat menggembirakan karena secara bulanan naik 8,39 persen dan secara tahunan meningkat 14,63 persen. Ini terjadi karena adanya kenaikan ekspor produk pertanian, pertambangan dan industri,” ujar Kepala BPS, Suhariyanto dalam live streaming conference , Jumat (15/1/2021).
Untuk kinerja impor, Suhariyanto mengatakan, untuk periode yang sama tercatatsebesar USD14,44 miliar, naik 14 persen (mtom) dibanding sebulan sebelumnya yang sebesarUSD12,66 miliar. Sedangkan jika dibandingkan tahun 2019, angka impor Desember 2020 turun tipis sebesar 0,47 persen, dariposisi USD14,51 miliar.
Secara komulatif kinerja ekspor sejak Januari-Desember 2020 mencapai USD163,31 miliar, atau turun 2,61 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar USD167,68 miliar. Sementara untuk nilai impor kumulatif pada periode tersebut sebesar USD141,57 miliar atau mengalami penurunan sebesar 17,34 persen yang mencapai USD171,28 miliar.
“Kita harap (surplus) ini berlanjut tetapi tentunya tergantung dari penanganan kesehatan baik di negara kita atau di negara lain. Apakah ini akan stabil atau temporer? Seperti saya bilang ini tergantung penanganan kesehatan sebab akhir-akhir ini di Eropa alami lockdown . Dengan adanya vaksinasi kita harap ekonomi bisa pulih dan ekspor kita jadi naik,”pungkasnya. (sdk)