KANAL24, Malang – Sri Suhartini, STP. M.Env. Mgt.Ph.D mengungkapkan bahwa pemanfaatan limbah menjadi biomassa akan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan membuang limbah tersebut. Hal ini dikarenakan, limbah akan selalu dihasilkan salama aktivitas manusia juga terus berjalan.
Saat melihat dari sisi produsen, setiap industri wajib memperhatikan senyawa kimia yang terkandung dalam limbahnya agar saat dibuang tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Limbah tersebut haruslah mempunyai baku mutu yang baik.
Disisi lain, industri juga diperbolehkan untuk memanfaatkan limbah tersebut baik menjadi bioenergi ataupun produk lainnya. Konsep pemanfaatan limbah ini dapat dilakukan sendiri oleh industri ataupun bekerjasama dengan melibatkan pihak lain.
“Salah satu aplikasinya sebagai bioenergi atau biomassa,” ujar Sri pada Selasa (8/3/2022).
Saat ini, masih sedikit industri yang mengimplementasikan baik itu sumber energi baru maupun terbarukan. Padahal Indonesia mempunyai banyak biomassa, namun hanya 5% saja yang sudah dimanfaatkan.
Sri menjelaskan bahwa harapannya pada tahun 2025 nanti, Indonesia dapat meningkatkan pemanfaatan biomassanya menjadi 23% dari EBT. “Kemudian naik menjadi 30%,” tambahnya.
Terlebih lagi saat ini sudah ada kesepakatan antara UNFCCC dengan seluruh negara industri, baik itu negara maju ataupun berkembang untuk menurunkan emisi carbon mereka. Penggunaan bioenergi berbasis biomassa dengan emisi carbon yang relative cukup rendah ini, dinilai menjadi salah satu alternatif yang paling efektif dalam pemanfaatan energi terbarukan.
Pemanfaatan sumber energi minyak bumi apabila digunakan secara terus menerus pasti akan habis. Padahal produksinya sendiri membutuhkan waktu hingga ribuan tahun, sehingga energi alternatif yang dapat diperoleh dan diproduksi secara terus menerus akan sangat diperlukan.
Sedangkan limbah, baik itu limbah industri maupun rumah tangga akan selalu ada disetiap saat. Potensi untuk menghasilkan energi secara terus menerus pun juga akan selalu ada karena ketersediaannya yang melimpah.
Untuk saat ini, hampir seluruh negara maju sudah berfokus terhadap renewable energy atau yang biasa dikenal dengan energi terbarukan atau berkelanjutan, baik itu pemanfaatan energi biomassa ataupun energi dari laut, angin, ataupun matahari.
Berbagai kegiatan industri dan rumah tangga ini akan selalu membutuhkan energi. Tanpa adanya energi, akan terjadi kekacauan. “Pemenuhan ekonomi pun juga tidak dapat tercapai,” pungkas Sri.(wen)