KANAL24, Jakarta – PT Pertamina (Persero) membenarkan bahwa tahun 2021 ini akan terjadi ke kenaikan impor bahan bakar minyak (BBM) demi mencukupi kebutuhan konsumen yang terus meningkat. Setidaknya jumlah impor BBM yang akan dilakukan mencapai 113 juta barel.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, menjelaskan impor yang akan dilakukan perusahaan ini terdiri dari jenis premium sebesar 53,7 juta barel dan pertamax 53,3 juta barel. Jika dibandingkan periode tahun 2020, besaran impor tersebut melonjak 13,5 persen.
Menurutnya, harga BBM impor yang dibayar oleh Pertamina yaitu di level USD45,5 sampai USD45,7 per barel. Hal ini dikarenakan harga minyak mentah dunia yang terus melonjak. Dengan jumlah impor 113 juta barel dikalikan USD45,7 maka Pertamina membutuhkan biaya hingga Rp72 triliun.
“Ini ada kenaikan harga mengikuti pergerakan harga gasoline di hub Singapura. Memang adanya perkiraan harga kembali naik. Jadi kalau dilihat impor kelihatan meningkat dari 2020 ke 2021,” kata Nicke dalam keterangannya, Selasa (9/2/2021).
Dia menambahkan pada 2021 ini penjualan BBM nonsubsidi bisa mencapai angka 162,56 juta barel dan untuk BBM bersubsidi sebesar 47,69 juta barel. Angka ini naik dibandingkan realisasi penjualan BBM pada tahun lalu sebesar 139,34 juta barel untuk nonsubsidi dan 53,35 juta barel untuk BBM bersubsudi.
“Tapi dengan volume yang sama kita melakukan ekspor yang kalau dilihat di sebelah kanan bawah ini dengan volume yang sama ekspor domestik dan impor ini ada selisih harga yang bisa membantu untuk memperbaiki current account defisit,” tandasnya.(sdk)