KANAL24, Solo – PT PLN (Persero) siap menyerap listrik sebesar 5 megawatt (MW) yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ( PLTS a) Surakarta yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo pada akhir 2022. Komitmen ini merupakan bentuk dukungan PLN dalam mendukung perhelatan G20 di Indonesia dalam waktu dekat ini dan meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) untuk mencapai target net zero emission pada 2060.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pembangunan PLTS a Surakarta merupakan bagian dari program pemerintah yang menargetkan pengoperasian 12 PLTS a di seluruh Indonesia.
Amanat ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018, tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, untuk mendorong pemanfaatan energi bersih dan terbarukan.
Selain PLTS a Surakarta ini, PLN juga sudah berkontrak dengan 2 PLTS a lainnya. Pertama, PLTS a Benowo di Surabaya sudah COD di bulan Maret tahun lalu. Kedua, PLTS a di Jakarta yaitu PLTS a Sunter juga sedang dalam tahap pemenuhan prasyarat kontrak.
“Sehingga kami mendorong agar PLTS a di Surakarta ini bisa segera selesai dengan target yang sudah direncanakan. Nantinya PLTS a ini akan menjadi benchmark bagi 10 lokasi lainnya,” ujar Arifin, Kamis (27/1/2022).
Tidak hanya mampu mengurangi emisi gas rumah kaca, keberadaan PLTS a Surakarta akan memproduksi listrik ramah lingkungan, dan juga mengurangi tumpukan sampah rumah tangga.
“Sampah memiliki nilai tambah apabila dapat diubah menjadi energi yang aman dan efisien. Sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan untuk pemenuhan pasokan energi nasional serta turut mendukung transisi energi dan mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca,” ujar Arifin.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan PLTS a berkapasitas 5 megawatt (MW) ini akan menggunakan bahan bakar sampah yang dikelola oleh masyarakat. Memanfaatkan teknologi gasifikasi plasma, sampah rumah tangga yang menjadi masalah lingkungan bisa diolah menjadi bahan baku listrik yang ramah lingkungan.
Meskipun melalui proses pembakaran, penggunaan sampah sebagai bahan energi tidak akan mencemari lingkungan sekitar, karena gas yang dihasilkan dari proses ini bebas dari bahan kimia maupun kandungan lainnya yang berbahaya.
“Pembangunan PLTS a Surakarta adalah salah satu yang paling urgent dan menjadi fokus perhatian kami dalam jangka pendek. Sebab, melalui proyek ini menjadi langkah dalam mencapai net zero emission di 2060 mendatang,” ujar Darmawan.(sdk)