Kanal24, Malang – Direktur Promosi dan Edukasi Gizi Badan Gizi Nasional, Khairul Hidayati, memaparkan kebijakan dan strategi program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam acara “Ekspos Naskah Sumber Arsip – Makan Bergizi Gratis” melalui channel youtube Arsip Nasional RI pada Jumat (17/01/205). Acara ini fokus pada pemenuhan gizi masyarakat sebagai fondasi Indonesia menuju generasi emas 2045.
Visi Badan Gizi Nasional: Indonesia Emas 2045
Khairul menyampaikan bahwa Badan Gizi Nasional didirikan berdasarkan Perpres Nomor 83 Tahun 2024 dengan misi utama membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Gizi optimal, menurut Khairul, adalah elemen kunci dalam membangun generasi yang sehat, produktif, dan berprestasi.
Baca juga:
ANRI Dorong Kolaborasi untuk Sempurnakan Arsip MBG
“Pemenuhan gizi yang baik memiliki dampak langsung terhadap kemampuan anak dalam belajar, berprestasi, dan berkontribusi pada masyarakat. Ini juga mendukung ibu hamil dan menyusui untuk melahirkan generasi yang sehat,” jelasnya.
Sasaran Program Makan Bergizi Gratis
Program MBG menyasar empat kategori utama penerima manfaat:
- Peserta didik pada semua jenjang pendidikan, termasuk pesantren.
- Anak usia di bawah lima tahun (balita).
- Ibu hamil dan menyusui.
- Kelompok masyarakat miskin, yang menjadi prioritas utama.
Pada Januari 2025, program ini telah menjangkau ribuan peserta didik di berbagai wilayah, termasuk pesantren. Sebelumnya, uji coba dilakukan pada akhir Desember 2024 di 41 lokasi, mencakup balita, ibu hamil, dan menyusui.
Struktur dan Jangkauan Program MBG
Badan Gizi Nasional mengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (STPG) yang tersebar di 20 provinsi dengan target 5.300 STPG di seluruh Indonesia. Setiap STPG melayani hingga 3.500 penerima manfaat, dengan fokus pada anak usia 0–17 tahun sebagai usia emas yang membutuhkan intervensi gizi maksimal.
Selain itu, penyedia bahan baku makanan melibatkan BUMDes dan koperasi lokal untuk memberdayakan masyarakat sekitar STPG. “Circular economy” ini diharapkan menciptakan keberlanjutan ekonomi dan sosial di wilayah implementasi program.
Kolaborasi dengan Berbagai Pihak
Badan Gizi Nasional bekerja sama dengan perguruan tinggi, Kementerian/Lembaga, serta organisasi masyarakat. Kemitraan ini meliputi penyediaan bahan baku, edukasi, hingga pendanaan. Beberapa kementerian, seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, dan BKKBN, turut mendukung kelancaran distribusi makanan bergizi.
Baca juga:
ANRI Dorong Kolaborasi untuk Sempurnakan Arsip MBG
Prototipe Sukses di Sukabumi
Salah satu contoh keberhasilan program adalah STPG di Warung Kiara, Sukabumi, yang telah beroperasi sejak Januari 2024. STPG ini menjadi model pengembangan layanan di daerah lain, memperlihatkan hasil nyata dari intervensi gizi pemerintah.
Harapan dan Komitmen Masa Depan
Dengan target menjangkau 82,9 juta penerima manfaat, Badan Gizi Nasional optimistis program ini dapat menurunkan angka kekurangan gizi dan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat miskin. Langkah ini diharapkan menjadi pilar utama dalam mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
Acara ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun bangsa yang sehat dan berdaya saing. (nid)
terima kasih informasi nya sangat bermanfaat