KANAL24, Jakarta – Wisatawan domestik (wisatawan Nusantara) menjadi penyelamat bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) selama pandemi Covid-19 yang berlangsung hingga hampir dua tahun ini. Meski kontribusinya belum maksimal, namun wisatawan domestik ini mampu memperpanjang “nafas” sektor parekraf yang hampir tenggelam akibat badai pandemi.
Menteri Parekraf, Sandiaga S. Uno, mengatakan bahwa selama ini wisatawan domestik kurang dilirik oleh para pelaku usaha sektor Parekraf. Mereka lebih mengincar wisatawan mancanegara (wisman) karena dianggap lebih menjanjikan keuntungan.
Namun pandemi Covid-19 yang memukul ekonomi seluruh dunia menjadikan para pelaku usaha sektor Parekraf tersadar bahwa wisatawan domestik tidak bisa dianggap remeh. Oleh sebab itu kedepan wisman dan wisatawan domestik harus ditempatkan pada ranah yang sama demi membangkitkan sektor Parekraf yang hampir mati suri termakan pandemi.
“Selama ini pelaku wisatawan nusantara tidak menjadi harapan dari pelaku industri tapi sekarang malah menjadi lokomotif penggerak geliat sektor parekraf nasional. Occupancy rate di PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) banyak ditopang wisatawan nusantara,” ujar Sandiaga S. Uno dalam paparannya pada acara Forwada dan Urban Forum dalam acara Webinar, Kamis (20/1/2022).
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pergerakan wisatawan nusantara mengalami kenaikan sebesar 12 persen di tahun 2021 apabila dibandingkan tahun 2020. Hal itu berimbas pada sektor pariwisata yang juga turut naik 4 persen atau terjadi transaksi sekitar USD320 juta. Hal ini menjadi penanda bahwa tahun 2021 menjadi tahun kebangkitan sektor Parekraf dan diharapkan di tahun 2022 sektor ini semakin bergeliat seiring dengan masifnya program vaksinasi.
“Untuk ekonomi kreatif mengalami resilience, sektor ini memberikan kontribusi di tahun 2021 total sebesar Rp1.273 triliun. Jadi ada sisi positif dari pandemi yang mempercepat perubahan paradigma yang tadinya kita fokus pada quankity tourism sekarang kita bergerak lebih ke quanlity sustainable tourism, ini lebih berdampak positif pada sektor kita,” ulasnya.
Tanpa adanya wisatawan domestik, sebelumnya diperkirakan angka PDB sektor ekonomi kreatif akan mengalami pertumbuhan negatif. Hal ini terlihat dari indikator penurunan kunjungan wisman yang anjlok dratis di tahun 2021. Hingga November 2021 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hanya sebesar 1,48 juta orang atau turun 61,82 persen dibandingkan tahun 2020.
“Hingga akhir tahun 2021 diperkirakan angka kunjungan wisman hanya 1,6 juta orang, ini 10 persen saja tidak sampai dari total 17 juta yang kita capai di tahun 2019. Namun sekarang ada secercah harapan karena adanya antusiasme yang tinggi dari wisatawan nusantara,” pungkas Sandiaga.(sdk)